Penjagaan terbaik?
Allah SWT.
P e n y e l a m - N u r a n i
Life is choice. And I choose Islam.
2015 #hopeIcanGotoThere

Minggu, 08 Februari 2015
Senin, 02 Februari 2015
Jumat, 30 Januari 2015
Dunia Sophie | Sebuah Novel Filsafat
Saya mengenal novel ini ketika saya menjadi panitia dalam
suatu kegiatan. Kegiatan tersebut berlangsung
cukup lama, 5 hari, tetapi banyak waktu luang di dalamnya, mungkin karena saya
sie konsumsi (kerja hanya pada saat jam-jam makan, selebihnya pengangguran :p).
Bagi saya hal itu menjadi sangat membosankan, untungnya di awal kegiatan ada
seorang teman yang meminjamkan buku. Ternyata sebuah novel filsafat. Kalo dari
covernya sih tertulis BEST SELLER INTERNASIONAL. Di sana juga dicantumkan pendapat
para ahli tentang novel tersebut, dituliskan jika bahasa yang digunakan mudah
dicerna. Okelah, saya putuskan untuk membacanya, lagian saya juga lumayan
penasaran. Pun daripada jadi pengangguran yang tidak jelas. Hee..
Tebal bukunya 798 lembar. Tebal buku bagi saya tidak
masalah, karena saya sudah mulai terbiasa membaca buku-buku dengan ketebalan
beragam (ceile, gaya banget, haha). Sehari dua hari dikebut, masih bisalah
selesai (Novel loh ya, haha, or something interest). Tapi ternyata novel yang
satu ini berbeda sekali. Butuh kesabaran dan kesetiaan dalam membacanya, haha (Itu loh membutuhkan pemikiran dalam mencerna
kalimat-kalimatnya, ya ampun padahal menurut para ahli penjelasan di dalam
novel ini mudah sekali -_-, bagaimana kalo penjelasan yang biasanya coba yaa
-_-). Dan akhirnya novel tersebut berhasil saya selesaikan dalam waktu 2 minggu
(itupun dengan meloncat-loncat, masih banyak juga yang belum saya pahami).
Oh ya, ada filmnya juga loh. Tapi kalo saya pribadi,
lebih suka membaca dulu, baru melihat film. Lebih bisa berimajinasi aja, pun
juga lebih ngena.
Oke next
Novel ini berisikan sejarah filsafat yang mengandung
corak Barat yang cukup kental. Ada beberapa bagian yang memaparkan sejarah
dalam versi yang dipandang Islam dengan cara yang berbeda. Hal ini tentu saja
tidak bisa dilepaskan dari latar belakang pengarangnya –Jostein Gaarder-.
Begitu juga saat membahas situasi dunia di Abad Pertengahan, sebagaimana
lazimnya cara penulis Barat dalam memotret periode ini, Gaarder melewatkan
banyak kontribusi besar para filosof dan Ilmuan Islam dalam mengantarkan Eropa
keluar dari abad kegelapannya.
Tapi ini tidak semestinya
membuat novel ini tidak layak diapresiasi. Bagaimanapun, bahasa filsafat tidak
bisa dilepaskan dari lingkungan pengalaman sehari-hari dan itu membuka
kemungkinan bagi setiap orang untuk memperkaya diri dengan mengambil bahan
renungannya dari pengalaman orang lain, termasuk lewat novel ini. (salah satu paragraf
Pengantar Penerbit Mizan, Dunia Sophie).
Oke, saya akan mencoba mensharingkan beberapa point yang
saya dapat. Tapi sebelumnya akan lebih bijak jika kita mengingat salah satu
nasehat Goethe.
Penyair Jerman Goethe pernah
berkata bahwa “Orang yang tidak dapat belajar dari masa tiga ribu tahun berarti
dia tidak memanfaatkan akalnya.” Aku tidak ingin kamu berakhir dengan keadaan
yang begitu menyedihkan. Aku akan melakukan apa yang dapat kulakukan untuk
memperkenalkanmu dengan akar sejarahmu. Itulah satu-satunya cara untuk menjadi
seorang manusia. Itulah satu-satunya cara untuk menjadi lebih dari sekadar
seekor kera telanjang. Itulah satu-satunya cara agar kita tidak hanya
melayang-layang di ruang hampa. (halaman 259, Dunia Sophie)
Sophie, seorang pelajar berusia empat belas tahun yang
suatu ketika tiba-tiba mendapat surat misterius yang hanya berisi satu
pertanyaan: “Siapa kamu?” Kemudian berlanjut ke surat-surat misterius
berikutnya: “Dari manakah datangnya dunia?”. Surat itu membuat Sophie mulai
mempertanyakan soal-soal mendasar yang tidak pernah ia pikitkan selama ini. Dia
mulai belajar Filsafat. (Sinopsis Dunia Sophie)
Nah, sekarang saya akan tuliskan beberapa kutipan dari
novel ini. Semoga saja bisa membuat teman-teman menjadi penasaran dengan isi
bukunya. :D
Tapi ini hanya direkomendasikan untuk teman-teman yang
tertantang nyali keimanannya sih. Kalo misal teman-teman hanya mau berada di
dalam zona aman, ya sebaiknya jangan membaca novel ini.
Percakapan antara Sophie dan Guru Filsafatnya –Alberto-.
“Apakah memang mutlak pasti bahwa Tuhan itu ada?”
“Itu dapat diperdebatkan, tentu saja. Tapi bahkan pada
zaman kita sekarang ini kebanyakan orang akan setuju bahwa akal manusia itu
jelas tidak mampu membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada. Aquainas melangkah
lebih jauh. Dia percaya bahwa dia dapat membuktikan eksistensi Tuhan atas dasar
filsafat Aristoteles.”
“Bagus juga!”
“Dengan akal, kita dapat mengetahui bahwa segala sesuatu di
sekitar kita pastilah mempunyai ‘sebab formal’, Tuhan mengungkapkan dirinya
kepada umat manusia melalui kitab suci dan juga melalui akal. Oleh karena itu
ada ‘teologi iman’ dan ‘teologi alam’. Demikian pula halnya dengan aspek moral.
Kitab suci mengajarkan kepada kita cara menjalani kehidupan. Tapi, Tuhan juga
memberi kita suatu kesadaran yang memungkinkan kita untuk membedakan yang benar
dan yang salah atas dasar ‘alam’. Oleh karena
itu ada ‘dua jalan’ menuju kehidupan moral. Kita tahu bahwa kita salah
jika kita mencelakakan orang, bahkan jika kita belum membaca dalam kitab suci
bahwa kita harus ‘bertindak kepada orang lain sebagaimana kamu inginkan orang
lain bertindak terhadapmu.’ Di sini pun tuntutan yang pasti adalah mengikuti
perintah kitab.”
“Kukira aku dapat mengerti,”kata Sophie sekarang. “Itu
nyaris seperti bagaimana kita tahu sedang ada hujan angin, dengan melihat
adanya kilat menyambar dan dengan
mendengar suara Guntur.”
“Benar sekali! Kita dapat mendengar suara Guntur bahkan
jika kita buta, dan kita dapat melihat kilat menyambar bahkan jika kita tuli.
Memang yang paling baik adalah apabila kita dapat melihat dan mendengar, tentu
saja. Tapi tidak ada pertentangan antara
apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar. Sabaiknya – kedua kesan itu
saling menguatkan.”
“Aku mengerti.”
“Biar aku tambahkan sebuah gambaran lain. Jika kamu membaca
novel – karya John Steinbeck of Mice and Men, misalnya…”
“Aku telah membacanya, sungguh.”
“Tidakkah kamu merasa bahwa kamu mengetahui sesuatu tentang
pengarangnya hanya dengan membaca bukunya?”
“Aku menyadari memang ada kepribadian dari orang yang
menulisnya.”
“Hanya itukah yang kamu ketahui tentang dia?”
“Tampaknya dia sangat memedulikan orang-orang luar.”
“Jika kamu membaca buku ini –yang merupakan hasil ciptaan
Steinbeck- kamu juga jadi tahu sesuatu mengenai sifat Steinbeck. Tapi kamu
tidak dapat berharap untuk memperoleh informasi pribadi tentang sang pengarang.
Dapatkah kamu mengetahui dengan membaca of Mice and Men berapa umur sang
pengarang ketika dia menulisnya, di mana dia tinggal, atau berapa banyak anak
yang dimilikinya?”
“Tentu saja tidak.”
“Tapi kamu dapat menemukan ini dalam biografi tentang John
Steinbeck. Hanya dalam biografi – atau otobiografi- sajalah kamu dapat lebih
mengenal Steinbeck, orangnya.”
“Itu benar.”
“Kira-kira begitulah kaitan antara Ciptaan Tuhan dan Kitab Suci.
Kita dapat mengetahui adanya Tuhan hanya dengan berjalan mengelilingi alam.
Kita dapat dengan mudah mengetahui bagaimana Dia mencintai tanaman dan
binatang, sebab jika tidak, Dia tidak akan menciptakannya. Tapi informasi
tentang Tuhan itu sendiri hanya terdapat dalam Kitab – atau ‘otobiografi’
Tuhan, jika kamu suka istilah itu.” (halaman 286-288, Dunia Sophie)
Memang iya, seharusnya begitu, tidak
ada pertentangan antara kitab dan alam; jika ‘itu’ memang kitab yang benar. (saya
simpulkan seperti itu, hee)
Oke, lanjut yaa, mari memperkaya
pikiran lagi. :D
Seorang astronot Rusia dan
seorang ahli bedah otak Rusia pernah membicarakan agama. Ahli bedah itu adalah
seorang Kristen, sedangkan sang astronot bukan. Sang astronot berkata, ‘Aku
telah pergi ke luar angkasa berkali-kali tapi tidak pernah melihat Tuhan atau
malaikat’ Dan ahli bedah otak itu berkata, ‘Dan aku telah mengoperasi banyak
orang cemerlang, namun aku tidak menemukan satu pikiran pun.”
“Tapi itu tidak membuktikan
bahwa pikiran itu tidak ada.”
“Tidak, tapi itu menekankan
kenyataan bahwa pikiran bukanlah benda yang dapat dioperasi atau dipecah-pecah
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Tidak mudah, misalnya, untuk
menghilangkan angan-angan melalui operasi. Itu terlalu jauh untuk bidang
operasi. Seorang filosof penting dari abad ketujuh belas bernama Leibniz mengemukakan bahwa perbedaan
antara yang material dan yang spiritual sesungguhnya adalah bahwa yang material
dapat dipecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sedangkan jiwa
bahkan tidak dapat dibagi dua.” (Halaman 363-364, Dunia Sophie)
Jangan hanya percaya terhadap apa yang dilihat. (begitu
sih kalo aku, J )
“Kamu mengerti maksudnya. Jika orang-orang menyadari mereka
hidup dan suatu hari akan mati – dan tidak ada makna yang dijadikan pegangan –
mereka mengalami ketakutan, kata Sartre.” (Halaman 703, Dunia Sophie)
Setuju
banget. Kita membutuhkan pegangan yang dijadikan dasar untuk jaminan
keselamatan kita kelak.
Selama membaca novel ini, novel ini sedikitpun tidak memberi
ruang bagi saya untuk tertawa, kecuali 1 hal. Berikut dialognya:
“Namaku Morten,” kata si angsa. “Sebenarnya, aku seekor
angsa, tapi dalam kesempatan yang istimewa ini aku telah terbang dari Lebanon
dengan kawanan angsa liar. Tampaknya seakan-akan kamu membutuhkan pertolongan
untuk turun dari pohon ini.”
“Kamu terlalu kecil untuk dapat membantuku.” Kata Sophie.
“Kamu terburu-buru mengambi kesimpulan, gadis muda. Kamulah
yang terlalu besar.”
“Itu sama saja bukan?” (Halaman 691, Dunia Sophie)
Hoho.. bagi saya itu sih lucu, banget malah. Haha..
Oke, mari kita akhiri sampai di sini saja pembahasan kita
tentang novel ini ya, jika teman-teman memang berminat membaca, bisa download
ebooknya. Udah ada kok. :D
Oh ya, cerita
sedikit ya. Hehe.. sehari yang lalu saya terkena demam. Saya tidak bisa
melakukan apapun. Seharian berada di kamar dengan kondisi yang sedikit
mengenaskan (lemas dan tidak dapat melakukan apapun). Waktu seakan berjalan
lambat sekali. Ah, mengerikan. Saya tidak ingin sakit lagi. Mungkin, Tuhan
memberikan sakit kepada saya, agar saya lebih memperhatikan kondisi diri saya,
juga agar tidak melewatkan setiap waktu dengan kesia-siaan. Hmm… Alhamdulillah
sekarang sudah lumayan sehat. Hehe.. Selanjutnya, kutipan terakhir adalah:
Hanya dengan membangkitkan perasaan mendalam bahwa suatu hari
orang pasti mati,
maka dia dapat menghargai betapa senangnya dia bisa hidup.
(Dunia Sophie)
Oke,
selamat berproses semuanya, tetapi satu hal yang mesti kita pahami. Hidup itu
pilihan. Dan ketika kamu telah memilih suatu keyakinan dengan sepenuh hati dan
akalmu berarti selanjutnya kamu harus tunduk atas iman. J
Gitu
aja sih.. hehe.. salam hangat dari Temanggung ^_^
Oh ya, satu lagi pesan saya, jika sudah selesai membaca novel ini, jangan lupa kembali ke dunia nyata ya! hehe.. Masih banyak yang harus dikerjakan. :)
Oh ya, satu lagi pesan saya, jika sudah selesai membaca novel ini, jangan lupa kembali ke dunia nyata ya! hehe.. Masih banyak yang harus dikerjakan. :)
Rabu, 28 Januari 2015
Dunia Sophie
Hanya dengan membangkitkan perasaan mendalam bahwa suatu hari orang pasti mati, maka dia dapat menghargai betapa senangnya dia bisa hidup. (Dunia Sophie)
Selasa, 27 Januari 2015
Benar - Salah
Saya lebih suka mengukur segala sesuatu dengan menggunakan alat ukur yang sudah ditetapkan oleh Tuhan. Yang lebih kekal, yang lebih abadi. Sehingga jelas. Benar ya benar, salah ya salah. Tidak menimbulkan kebingungan. :)
Bismillah. Beniat berhijab karena-Mu. Selanjutnya, mudahkanlah segalanya... #chapter1# Kewajiban Berhijab bagi setiap Muslimah
Assalamu'alaikum.. :)
Semangat pagi! :D
Pagi ini, saya ingin berbagi cerita kepada seluruh
saudara-saudara seiman yang mungkin belum terketuk hatinya untuk mengenakan
hijab.
Saya tidak bermaksud menggurui atau sok-sokan alim, hanya
saja, ini merupakan salah satu kewajiban saya sebagai seorang muslim, semoga
bisa melembutkan hati bagi yang belum terketuk.
Saya baru mulai berhijab di akhir kelas XI SMA. Sebelumnya, tidak
ada pikiran apapun dalam benak saya untuk berhijab. Terlebih, di dalam keluarga
saya sendiri juga jarang sekali yang memakai penutup kepala ini.
Awalnya, ketika saya melihat teman-teman saya memakai kerudung,
saya menganggap mereka terlalu berlebihan. Apalagi baju panjang yang juga
di-double-double sepertinya benar-benar panas, apa mereka nggak kepanasan ya?
Nah, itulah salah satu pikiran jahiliyah yang memasuki otak
saya.
Sudah banyak teman-teman yang mengajak saya untuk berhijab,
tetapi jujur saja, saya belum mantab, seperti belum ada suatu keharusan bagi
saya untuk mengenakan pakaian tersebut. Tapi lama-kelamaan, ada perasaan kagum
ketika saya melihat teman-teman saya memakai hijab. Entahlah, menentramkan. Itu
saja. Tapi saya masih juga belum memutuskan untuk berhijab. Karena bagi saya,
hijab itu bukan pakaian yang sembarangan. Saya tidak bisa mempermainkan
keputusan yang sudah saya buat. Kalaupun saya berhijab, saya harus memiliki
alasan yang kuat mengapa saya berhijab.
Di akhir kelas X, saya mendapat SMS dari teman saya. Dia mengirimkan
SMS yang berisi kewajiban seorang muslim perempuan untuk berhijab. Dia mengirimkan nama surat dan
ayat, Q.S Al-Ahzab ayat 59. Saya akhirnya mencari tahu terjemahannya.
“"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri kaum mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah di kenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"”
Saya terdiam membaca arti surat ini. Diterangkan dengan jelas
tentang ‘perintah’ berhijab.
Jujur saya, saat itu saya sedikit kaget jika ternyata terdapat
ayat di Al-Qur’an yang artinya seperti ini. Mungkin juga kesalahan saya, kalau ketika
membaca Al-Quran tidak dilanjutkan dengan membaca artinya. Atau mungkin,
membaca tapi tidak dipahami.
Cukup lama saya menimbang-nimbang tentang keputusan seperti
apa yang akan saya buat. Saat itu saya ingin sekali melupakan ayat yang telah
saya baca tadi. Tapi, nurani berkata lain. Akal juga mengingatkan. “Kamu
percaya Al-Quran kan? Apa kamu lupa kalau Al-Quran itu firman Allah?
Hukum-hukum Allah? Lantas mengapa kamu tidak patuh? Kamu sekarang juga tahu
kalau ternyata kewajiban berhijab itu wajib, lantas apa lagi?”
Mmm, saat itu, walaupun saya masih awam dengan aturan dalam agama
saya, tapi saya berkeyakinan, bahwa apa-apa yang dilarang oleh Allah, ya memang
harus kita jauhi. Dan apa-apa yang diperintahkan ya memang wajib bagi kita
untuk mematuhi. Benar dan salah sudah sangat jelas. Hanya ada halal dan haram,
tidak ada pertengahan diantara keduanya. Itulah mindset yang saya yakini.
Saya kembali merenung. “Jawaban seperti apa yang akan saya
berikan ketika Allah kelak bertanya mengapa saya tidak mematuhi apa yang Ia perintahkan?
Masa’ juga ‘Nggak mau, belum siap, nggak gaul juga’ #gubrakBANGETkan ya.” Alasan apapun juga tidak akan bisa diterima
karena ketika kita sudah memutuskan untuk berhukum dengan sebuah keyakinan, itu
berarti kita harus patuh terhadap apa-apa yang ada didalamnya. Mutlak. ‘Taat,
tanpa tapi’.
Di akhir kelas XI, Alhamdulillah saya putuskan untuk berhijab sebagai salah satu tanda ketaatan
kepada-Nya. Hijab itu kewajiban bukan pilihan. :)
Hamba behijab memenuhi kewajiban terhadap perintah-Mu Tuhan. Hamba
niatkan untuk beribadah, dan semoga dengan ini, Engkau mudahkan
urusan-urusanku.
Bagaimana dengan rekan-rekan? Semoga
segera menyusul yaa J
Kamis, 01 Januari 2015
Entrepreneur
Entrepreneur,
bagi saya satu kata 'itu' adalah hal menajubkan ketika saya akhirnya memutuskan berada di dalamnya dan mencobanya. Memang belum seberapa, tapi akan terus bertumbuh, insyaAllah.
Saya pribadi memutuskan untuk mencoba dunia yang satu ini karena saya ingin lebih bisa bermanfaat bagi sesama. Uang memang bukan segala-galanya, ya, saya setuju. Tapi kita juga membutuhkan penopang itu untuk melancarkan aksi kita terhadap sesama. Saat kita mengabdi, kita membutuhkan biaya. Dan teman-teman tahu sendiri, mencari dana sosial itu juga salah satu hal yang susah. Untuk itu saya putuskan untuk mencoba dunia wirausaha, selagi masih punya kesempatan.
Saya menjadi semakin mantab mengambil keputusan ini ketika saya ingat bahwa suri tauladan kita, nabi Muhammad saw adalah seorang pedagang pula, pun Khadijah adalah seorang saudagar. Saya percaya bahwa Allah sepertinya juga mempunyai maksud lain tentang pemberian contoh tauladan manusia. Thats why I brave to chose it! :)
Seorang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. *pernah baca yang begituan.
Bagi saya, mengambil langkah ini adalah salah satu jalan untuk berdakwah. :)
Keep Hamasah! :)
bagi saya satu kata 'itu' adalah hal menajubkan ketika saya akhirnya memutuskan berada di dalamnya dan mencobanya. Memang belum seberapa, tapi akan terus bertumbuh, insyaAllah.
Saya pribadi memutuskan untuk mencoba dunia yang satu ini karena saya ingin lebih bisa bermanfaat bagi sesama. Uang memang bukan segala-galanya, ya, saya setuju. Tapi kita juga membutuhkan penopang itu untuk melancarkan aksi kita terhadap sesama. Saat kita mengabdi, kita membutuhkan biaya. Dan teman-teman tahu sendiri, mencari dana sosial itu juga salah satu hal yang susah. Untuk itu saya putuskan untuk mencoba dunia wirausaha, selagi masih punya kesempatan.
Saya menjadi semakin mantab mengambil keputusan ini ketika saya ingat bahwa suri tauladan kita, nabi Muhammad saw adalah seorang pedagang pula, pun Khadijah adalah seorang saudagar. Saya percaya bahwa Allah sepertinya juga mempunyai maksud lain tentang pemberian contoh tauladan manusia. Thats why I brave to chose it! :)
Seorang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. *pernah baca yang begituan.
Bagi saya, mengambil langkah ini adalah salah satu jalan untuk berdakwah. :)
Keep Hamasah! :)
Tidak ada yang terjadi secara kebetulan, isn't it?
Tidak ada yang terjadi secara kebetulan.
Ya, aku percaya. Karena kesemuanya adalah akumulasi dari pilihan-pilihan kita, dan juga restu dari Yang Kuasa. Jadi, mari lakukan yang terbaik. Do our best. Dan lihat kejutan apa yang akan Allah berikan kepada kita. :D
Ya, aku percaya. Karena kesemuanya adalah akumulasi dari pilihan-pilihan kita, dan juga restu dari Yang Kuasa. Jadi, mari lakukan yang terbaik. Do our best. Dan lihat kejutan apa yang akan Allah berikan kepada kita. :D
Rabu, 31 Desember 2014
Tersendat
Malu.
Ngakunya sih Muslim yang taat, tetapi setelah ditanya:
Amal terbaik apa yang sudah kamu lakukan?
Hal baik apa yang ingin kamu perjuangkan dalam hidup?
Mengapa?
Bagaimana caranya?
Ternyata tersendat.
Atau bahkan tidak bisa menjawab.
Padahal hanya sekedar pertanyaan.
Tinggal berapa lama lagi waktu yang tersisa?
Ingat, ada yang namanya akhirat.
Tuhanmu. Nabimu. Ibumu. Ayahmu. Umat.
Apa yang sudah kamu persembahkan untuk mereka?
Ingat, ada pembatas.
Namanya ‘kematian’.
Ngakunya sih Muslim yang taat, tetapi setelah ditanya:
Amal terbaik apa yang sudah kamu lakukan?
Hal baik apa yang ingin kamu perjuangkan dalam hidup?
Mengapa?
Bagaimana caranya?
Ternyata tersendat.
Atau bahkan tidak bisa menjawab.
Padahal hanya sekedar pertanyaan.
Tinggal berapa lama lagi waktu yang tersisa?
Ingat, ada yang namanya akhirat.
Tuhanmu. Nabimu. Ibumu. Ayahmu. Umat.
Apa yang sudah kamu persembahkan untuk mereka?
Ingat, ada pembatas.
Namanya ‘kematian’.
Kuasa-Mu
Saat kupandangi lukisan itu, aku takjub.
Hebat! Itulah kesan pertamaku.
Bagaimana tidak?
Lukisan itu dibuat dengan detail,
Setiap warna yang digoreskan pastilah dipertimbangkan matang-matang.
Komposisi yang sangat pas.
Begitu rapi.
Sesaat kemudian,
Ternyata Tuhan menegurku.
Saat aku berjalan, ada yang menarik perhatianku.
Daun dan semut.
Daun?
Bernafas, juga tumbuh, artinya hidup.
Semut?
Hewan kecil, tetapi bisa berjalan, makan, dan mempunyai susunan tubuh kompleks.
Lebih kompleks dari pada sebuah lukisan yang aku kagumi.
Karena terlalu kompleksnya, kita memerlukan kaca pembesar.
Luar biasa!
Oh, Tuhan.. Kuasa-Mu.. Mengagumkan!
Allahuakbar!
Fabiayyiaalaairobbikumaatukadzdzibaani
Hebat! Itulah kesan pertamaku.
Bagaimana tidak?
Lukisan itu dibuat dengan detail,
Setiap warna yang digoreskan pastilah dipertimbangkan matang-matang.
Komposisi yang sangat pas.
Begitu rapi.
Sesaat kemudian,
Ternyata Tuhan menegurku.
Saat aku berjalan, ada yang menarik perhatianku.
Daun dan semut.
Daun?
Bernafas, juga tumbuh, artinya hidup.
Semut?
Hewan kecil, tetapi bisa berjalan, makan, dan mempunyai susunan tubuh kompleks.
Lebih kompleks dari pada sebuah lukisan yang aku kagumi.
Karena terlalu kompleksnya, kita memerlukan kaca pembesar.
Luar biasa!
Oh, Tuhan.. Kuasa-Mu.. Mengagumkan!
Allahuakbar!
Fabiayyiaalaairobbikumaatukadzdzibaani
pemuda
Selamat Berkarya, Semangat Beribadah
Seorang pejuang baru yang baru saja mengenal Tuhannya. Pemuda yang menghamba pada Rabb-Nya dengan seluruh jiwa-raganya. Pemuda yang tidak henti-hentinya berkarya membangun bangsa. Pemuda yang selalu menebarkan semangat juang disetiap langkahnya. Tujuan hidupnya hanya satu: Allah SWT.
Mengagumkan. Lantas, bagaimana aku tidak kagum?
Semangats, semoga senantiasa istiqamah. :)
Seorang pejuang baru yang baru saja mengenal Tuhannya. Pemuda yang menghamba pada Rabb-Nya dengan seluruh jiwa-raganya. Pemuda yang tidak henti-hentinya berkarya membangun bangsa. Pemuda yang selalu menebarkan semangat juang disetiap langkahnya. Tujuan hidupnya hanya satu: Allah SWT.
Mengagumkan. Lantas, bagaimana aku tidak kagum?
Semangats, semoga senantiasa istiqamah. :)
Bagaimana mungkin aku tidak iri?
Bagaimana
mungkin aku tidak iri?
Tentu
saja aku iri.
Iri
dengan semua kebaikan-kebaikanmu,
Iri
dengan segala keberanianmu.
Penyeru
nama-Nya.
Iri
dengan segala amanah yang bisa kamu emban dengan baik,
Yang
karena-Nya, di situlah kamu berjuang.
Bagaimana
mungkin aku tidak iri?
Tentu
saja aku iri.
Iri
dengan setiap tetes air mata yang keluar dari matamu,
Iri
dengan setiap tetes keringat yang membasahi tubuhmu,
Yang
daripadanya tercatat usahamu untuk meraih cinta-Nya.
Yang
hanya kepada-Nya lah, kamu menggantungkan urusanmu.
Bagaimana
mungkin aku tidak iri?
(Di penghujung tahun 2014, 31 Desember 2014)
This is one of POETRY which I send to DPD IMMJATIM.
#berharapBISAturutDIBUKUKAN
January 1st, 2015
Ohayou gozaimasu, Minnasan! J
Today is the first day of 2015!
Alhamdulillah masih diberi kesempatan sampai saat ini.
Di akhir tahun 2014, saya mendapat banyak sekali kejutan dari
Tuhan. Doa-doa saya, impian-impian saya satu persatu terkabul. Dan saat ini
juga sedang menyusun doa-doa baru, impian-impian baru.
#2014#
1.
Have
a good IP
You know what? I got 3,91 in semester
4. How amazing it is! Alhamdulillah..
2.
To
be Mahasiswa Berpresatasi
Yes, I have followed Mawapres FKIP UAD
selection. But, I am not lucky, I was fail. But, no problem. Just say Alhamdulillah,
I was given opportunity to represent my major, Mathematics Education.
3.
Open
TBM (Taman Bacaan Semaki)
Yes, my friends and I have opened the
TBM Semaki again.
4.
Get
scholarship
Alhamdulillah, on the last day 0f
2014, I got it! Scholarship from BPD Syariah, thanks God. I won’t make you
disappointed.
5.
Dare
to speak English
This is represent when I pick up one
of keynote speaker SENDIKMAD, Dr. Thien Lie Mee from Malaysia. And to be MC on
SENDIKMAD. SENDIKMAD = Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan.
6.
TPA
I still istiqamah in this way.
Alhamdulillah.
7.
Ngelesin
Yes, this is one of my job. Hehe..
8.
Reporter
Hikz, blm bisa maksimal di sini. Semoga
tahun 2015 bisa lebih maksimal
9.
Menulis
untuk diterbitkan
31 Desember malam, saya mengirim
beberapa puisi ke DPD IMM Jawa Timur. Semoga bisa diterima, minimal
diterbitkan. Aamiin.
10. Have a new project | entrepreneur (kerudung)
11. And so on.. aaaaa… Thanks God (terharu)..
sampai lupa apa aja impian2ku.. ternyata kalo sudah ditulis, terlihat. Sungguh
Tuhan Maha Mendengar
Oke, biar enggak lupa, mari untuk tahun 2015 ini, ditulis. J
Bismillahirrahmanirrahiim……
1.
Ke
Eropa
2.
Menerbitkan
Buku Diary Muslimah and Publishing
3.
Lebih
Gencar lagi usaha kerudung
4.
IP
4,00
5.
Win
in some competitions. 1 month = 1 victory = mengharumkan nama UAD
6.
Membuat
Liputan. 2 day = 1 liputan.
7.
Improve
the social action (TPA and TBM)
8.
Tidak
mengeluh
9.
Menjadi
pemakalah
10. Membuka rekening untuk menabung
sendiri
11. Membantu sesama
12. Tidak menunda
13. Memperluas jaringan
14. Beli HP baru
15. Membayar kuliah pakai uang sendiri
16. Menabung untuk orang tua naik haji
17. Membeli buku (1 minggu 1 buku)
18. Membuat perpustakaan mini
19. Aktif ngeblog
20. Memperbaiki blog sahabat surga
21. Belajar social media lain
22. Istiqamah bersedekah setiap bulan
23. Memberi sesuatu kepada sahabat
24. Mengirim artikel ke koran
25. Meningkatkan ibadah kepada Allah
26. Menghormati diri sendiri
27. Rendah hati
28. GOING EXTRAMILES
29. Aktif membaca artikel bahasa inggris
30. Aktif mencari isu tentang pendidikan
31. Belajar matematika dengan baik dan
mendalam
Oke, mari diikhtiarkan. Semangats!
Langganan:
Postingan (Atom)