Ini
adalah kutipan EPILOG RANTAU 1 MUARA, Luar biasa! :D
(Baca
dengan Hati yaa)
*Novelnya
lebih keren lagi*
Di
langit pagi, di atas Samudra Atlantik…
Alhamdulillah,
hari ini telah aku tunaikan teladan dan petuah para pengembara besar dunia
seperti Imam Syafii, Ibnu Batutah, dan Marco Polo.
Bertualang
sejauh mata memandang, mengayuh sejauh lautan terbentang, dan berguru sejauh
alam terkembang. Aku ajarkan badanku untuk berani berjalan melintas daratan dan
lautan, mencicip rupa-rupa musim, mengenal ragam manusia. Aku bujuk jiwaku
untuk tidak pernah kenyang berguru dan terus memahami tanda-tanda yang
bertebaran di bawah tudung langit.
Akulah
si perantau ragawi. Akulah si pengembara rohani.
Akulah
si pencari yang terus menderapkan langkah, berjalan dan berjalan terus, karena
aku yakin suatu saat akan sampai.
Sejauh
mana pun aku mengembara, keseluruhan hidup pada hakikatnya adalah perantauan.
Suatu saat aku akan kembali berjalan pulang ke asal. Kembali ke yang satu, yang
esensial, yang awal.
Yaitu
menghamba dan mengabdi. Kepada Sang Pencipta.
Hari
ini pula, di atas pesawat yang menerbangkan aku dari Washington DC ke Jakarta,
aku rosok ujung lipatan dompetku dan aku tarik sehelai kertas tua
berlipat-lipat kecil. Tiga barisan tulisan tangan itu masih jelas tertera di
kertas yang menguning ini. Tiga baris yang menjadi dayung-dayung hidupku selama
ini.
Man
jadda wajada.
Siapa
yang bersungguh-sungguh akan berhasil.
Man
shabara zhafira.
Siapa
yang bersabar akan beruntung.
Man
saara ala darbi washala
Siapa
yang berjalan di jalannya akan sampai di tujuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar