2015 #hopeIcanGotoThere

2015 #hopeIcanGotoThere

Kamis, 01 Agustus 2013

# 1. Ibuk, Iwan Setyawan



    Hari ini saya mencoba membuat resensi novel. Harap dimaklumi ya kalo masih amburadul. Hehe. Judul buku yang saya pilih adalah Ibuk karya Iwan Setyawan. Buku ini merupakan kisah nyata yang kemudian di novelkan. Pengalaman hidup Iwan Setyawan, seorang anak tukang angkot yang menjadi Director Internal Client Management di Nielsen Consumer Research, New York, Amerika Serikat.

    Hmm, tadinya nggak pengen pinjem buku lagi sih, tapi gara-gara terlanjur ditawarin sama mas-mas pemilik penyewaan buku akhirnya aku terima deh. Katanya sih bagus. Padahal hari itu aku sudah agak mual-mual baca novel (lebay nih, hehe).
    Tapi, nggak nyesel kok, swear! ._.v
    Recommended bangetlah! :D

    Jadi begini ceritanya. Dalam buku tersebut diceritakan tokoh Ibuk dan Bapak. Ibuk adalah penjelmaan tokoh Tinah setelah berkeluarga (Penjelmaan? Haha.. Nah loh, bahasanya amazing banget, haha). Tinah adalah gadis lugu yang tidak berkesempatan menamatkan SD karena himpitan biaya. Dan Bapak adalah penjelmaan dari tokoh Sim, suami Tinah, yang saat masa mudanya dicap sebagai playboy pasar. Pekerjaan Sim adalah sebagai supir angkot. Singkat cerita, keduanya menikah dan dikaruniai lima orang anak. Salah satu diantaranya adalah Bayek yang merupakan satu-satunya anak laki-laki. Bayek dalam tokoh ini adalah sang penulis, Iwan.

    Rumah yang mereka tinggali sangat kecil, 6x7, juga sering bocor. Untuk makan pun seadanya, yang penting anak-anak bisa makan. Itulah prinsip Ibuk. Ah ya, satu lagi. Ibuk ingin semua anak-anaknya lulus sekolah bahkan mencapai bangku perguruan tinggi. Tidak seperti dirinya, Sekolah dasar pun tidak lulus.
    She do everything for them. Begitu juga dengan Bapak. Dia sungguh bekerja mati-matian untuk membiayai keluarganya.

    Kelima anaknya dibesarkan dengan kesabaran dan kasih sayang yang luar biasa. Mereka tumbuh dengan mengagumkan. Mandiri, bertanggung jawab, penuh cinta, sederhana, dan bisa diandalkan. Selain itu prestasi belajar mereka pun membanggakan. Mungkin karena mereka tidak ingin menyianyiakan setiap tetes keringat Bapaknya, juga sudah terlampau cukup untuk melihat perjuangan ibunya. Mereka tidak ingin mengecewakan Bapak-Ibunya.

    Penasaran sama bukunya? Harus dong. Hehe. Baca aja, dijamin nggak bakal nyesel (Nah loh, ini malah promosi, hehe).


    Ada beberapa kutipan favoritku nih di buku ini:
  1. Seperti sepatu ini, Nduk. Kadang kita mesti berpijak dengan sesuatu yang tak sempurna. Tapi kamu musti kuat. Buatlah pijakanmu kuat.
  2. Lewat cinta yang terus mengalir tanpa jeda.
  3. Ibuk melalui hidup sebagai perjuangan. Tiidak melihatnya sebagai penderitaan.
  4. Belahan jiwa, belahan hidup.
  5. Belahan jiwa yang saling menghidupkan.
    Belahan jiwa yang saling merawat.
  6. Mencintai tidak bisa menunggu.

Tidak ada komentar: