2015 #hopeIcanGotoThere

2015 #hopeIcanGotoThere

Rabu, 29 Januari 2014

Beyond the Eyes Can See


In the name of Allah ar-Rahmaan ar-Rahiim

Selamat pagi semuanya, salam semangat! :D
Apa kabar? Semoga tetap istiqamah berjalan di jalan-Nya.

Beberapa hari yang lalu banyak sekali pemikiran-pemikiran yang berkecambuk di kepala saya.
Sudah 20 tahun hidup. Lantas malah muncul pertanyaan konyol dalam diri saya. Pertanyaan yang pernah hinggap di kepala saya, namun saya selalu takut untuk mencari jawabannya. Pertanyaan paling mendasar. Hidup, untuk apa? Sebenarnya mengapa saya diciptakan.

Pikiran-pikiran ini sebenarnya juga sudah lama berkecambuk di dalam diri saya. Tapi saya tidak ingin mencari lebih dalam. Jangan-jangan iman saya nanti malah goyah. Haha.. Justru pernyataan 'nanti imanku malah goyah' adalah salah satu kemerosotan dalam berpikir, yang berarti kemerosotan dalam beriman.

Namun, lambat laun, saya tergugah untuk mencari jawaban atas pertanyaan saya. Untuk apa manusia hidup? Pertanyaan mendasar tersebut mutlak harus bisa dijawab. Karena tujuan akan menentukan arah.

Saya mulai berpikir serius tentang hal ini, mulai banyak membaca dan mencari jawaban dari berbagai sumber. Dan akhirnya saya menyimpulkan jawaban saya.

Coba dipikir, berilmu dulu baru beriman ATAU beriman dulu baru berilmu?
Tentu saja berilmu dulu baru beriman. Karena kita hanya bisa beriman setelah kita punya dasar pemikiran yang benar. 'Pernyataan yang benar' akan membuat kita semakin yakin. Yakin membuat kita beriman. Kalo yang benar aja gak tahu, bagaimana bisa beriman? Lewat ilham? #capekduehhh
So, ilmu dulu baru iman. Right?

Beriman tanpa ilmu itu mustahil. Ilmu adalah kunci iman. Bagaimana kita akan beriman jika kunci untuk membuka kunci keimanan aja gak punya.

Lantas, bagaimana kita bisa menghubungkan antara ilmu dan iman?
Mudah saja. Orang berilmu akan senantiasa berpikir.
Berpikir pada tingkat tertinggi adalah menemukan bahwa segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Alam semesta, burung-burung, penciptaan langit dan bumi, bahkan pada penciptaan diri kita (manusia), tidak terjadi secara kebetulan. Pasti ada suatu yang sangat Agung, Yang Maha atas segala sesuatu, Yang mengatur seluruh penciptaan kita.
Kenapa benda di angkasa tidak saling tabrak?
Kenapa burung tidak pernah salah untuk kembali pulang?
Kenapa tidak ada satu manusiapun yang sama di dunia ini?
Di situ akan kita tarik kesimpulan bahwa pasti ada Dzat yang sangat Maha atas segala sesuatu. Adanya Tuhan (Pencipta) adalah mutlak. Dzat yang menggenggam jiwa kita. Dzat yang Mahakuasa atas segala sesuatu.

Seperti hanya sebuah benda, sebuah benda pasti mempunyai 'petunjuk/buku paduan' supaya tidak error. Misal Kalkulator, pasti ada buku petunjuknya. Tujuan diciptakan kalkulator untuk apa, program-programnya apa saja, bagaimana cara mengoprasikannya. Kalo ingin menghitung hasil dari sebuah permasalahan pasti harus melewati prosedur yang benar. Jika tidak, akan error.
Begitu juga manusia. Pasti ada buku petunjuknya. Lantas yang mana?
Yang pantas dijadikan buku pedoman adalah buku yang isinya tidak perlu diragukan, bisa dibuktikan dengan ilmu pengetahuan, sebuah buku yang tidak terbantahkan. Al-Quran.
Dan saya kali ini, saya benar-benar mengimaninya dengan sempurna. Al-Quran.

Saya dulu hanya sekedar tahu tentang al-Quran, tetapi tidak mendalami. Takut dikira fanatik. Lagian teman-teman saya juga tidak terlalu mempelajari al-Quran. Tetapi dalam hati, saya ingin sekali belajar lebih dalam tentang al-Quran.

Namun, semenjak saya mulai menyadari betapa Al-Quran adalah anugrah luar biasa, sebuah petunjuk (al-Huda), saya besimpuh, saya berserah. Betapa hinanya manusia ketika merasa dirinya yang paling 'hebat', paling 'wah'. Saya selanjutnya mengerti mengapa nama agama rahmatan lilalamin itu adalah 'Islam' yang artinya berserah. Karena kita hanya seorang manusia, kita hanya bisa berusaha, Tuhanlah yang menentukan.

Saya menyerah melihat hanya dengan menggunakan mata. Bahwa lebih banyak yang harus kita lihat, harus kita telaah lebih dari sekedar melihat menggunakan mata. Karena mata, seringkali meipu. Segala sesuatu harus memiliki landasan. Kita bertindak, harus punya landasan kuat. It call principle. Aqidah. Landasan itu adalah al-Quran dan as-Sunnah.

Semua ini membawa hawa baru pada saya. Saya percaya adanya Tuhan; Allah SWT. Percaya hanya Dialah Pemegang Kekuasaan langit dan bumi. Percaya bahwa nabi Muhammad SAW adalah manusia terbaik yang diutusnya untuk manusia, nabi penyempurna akhlak manusia, sang pembawa kitab teragung sepanjang masa. Saya mengimani Engkau ya Allah, Malaikat-Mu, Kitab-Mu, Nabi-Mu, Kiamat, Surga dan Neraka, Qada dan Qadar. Bahwa Islam adalah agama rahmatan lilalamin yang harus diperjuangkan sampai mati.

Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bertaqwa kepada Allah.

Terima kasih ya Allah, telah memberikan hidayah-Mu kepadaku.
Semoga saya bisa menjadi pembawa Islam yang baik, khalifah yang baik, yang senantiasa menghamba kepada-Mu.

Berharap semoga saya senantiasa bertahan istiqamah di jalan-Mu. Menjadi muslim yang baik. Menjadi seorang mukmin yang senantiasa menjadikan Engkau satu-satunya tempat bergantung.
Innallaha ma'al mu'minin. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang mukmin.
Ayo…………………………………….. Berjuang! :D

January 29th, 2014.

Rabu, 22 Januari 2014

EROPA

Bismillah... :D
Syeeeemangaaaaat!#alayers -__- :D

Apapun itu....... Semangat! Ada Allah.. :D

Berbicara Dalam Diam

Diam bukan berarti tidak peduli. Berbicara tidak harus saling pandang. Berjumpa, tetap saling sapa.

Tersenyum. Mungkin itu adalah salah satu cara, berbicara dalam diam.
Dalam diam itu, aku selalu berdoa. Untuk bisa melihatmu kelak. Menjadi seorang yang paling dekat denganku. Menjadi seorang imam untukku.

Terus berharap. Semoga doa-doa itu tersampaikan.

Agent Muslim

Hai! Ayokkk jadi agent Muslim yang baik! :D
Semangat yaaa semuanyaaaa! :D

Sabtu, 11 Januari 2014

Pembahasan Hadis :D

Halo! Apa kabar?
Waa, sudah lama banget nih gak nulis-nulis di blog. :D
Lagi banyak kerjaan nih. Haha.. sok sibuk banget.. -_-
Oh ya, pada kesempatan kali ini aku pengen sedikit berbagi nih, tentang hadis-hadis gitu :)

Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada wajah kalian dan tidak pula kepada bentuk tubuh kalian, akan tetapi Allah melihat qalbu (akal dan hati) kalian dan perbuatan kalian (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah dari Abu Hurrairah)

Nah, tuh, jadi buat temen-temen sekalian yang hobbi buanget sama yang namanya dandan (tabaruj) berlebihan, diperhatikan lagi tuh hadisnya... Fisik itu gak ngaruh. So, jangan berlebih-lebihanlah dalam berfisik-fisik. Gak ngefek...
Tapi trus juga gak kucel.. -_-

#lanjut ke hadis selanjutnya

Siapa saja yang berperang di bawah panji kebodohan marah karena suku, atau menyeru kepada suku atau membela suku lalu terbunuh maka ia terbunuh secara jahiliyah (HR Muslim)

Nah tuh, jelas banget disebutkan kalo ngapa-ngapain tuh perlu dasar. Jangan asal bertindak tanpa berpikir. Jangan-jangan kegolong jahiliyah, hati-hati yakkk :D
Mari lebih banyak belajar. :D

Sabtu, 04 Januari 2014

Dalam Doaku

Dalam Doaku

(Sapardi Joko Damono, 1989, kumpulan sajak
“Hujan Bulan Juni”)

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku

Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu